hubungan pertemanan

Jumat, September 06, 2024

sejak kecil, aku hampir gak pernah punya temen yang cuma 1 orang. kalo orang berpikir aku pinter bergaul, sebenernya gak juga. kalo dibilang aku gak punya trauma pertemanan, bohong. 

aku dulu banget pernah cerita di sini gimana aku masih sangat ingat waktu usia TK ditinggal temenku mainan, aku dikunciin gak boleh masuk ke kamarnya sedangkan dia di kamar sama temenku 1 lagi. aku ingat selalu momen itu walaupun gak ingat rasa sakitnya. waktu kecil pun aku pernah saling pukul sama temenku karena aku gak suka cara bermain dia. lalu , trauma kah? gak sampe sejauh itu. yang aku ingat aku adalah anak yang berprestasi waktu SD. walaupun nilai akademikku gak bagus-bagus amat, tapi orang-orang melihat dari prestasi non akademikku. bahkan di salah satu tingkatan kelas, aku bisa mengikuti hampir semua kategori lomba, kecuali olahraga. gak hanya di sekolah, tapi juga di lingkungan rumah. mungkin itu refleksi diriku yang awalnya sempat merasa 'gak diterima'.

sempat aku punya 1 sahabat sebangku yang supportif. dan kami sama-sama memiliki prestasi masing-masing. dia lomba apa, aku lomba apa. seringnya aku yang ikut lomba. ada yang di sekolah, ada yang di luar sekolah. yang memungkinkan aku ketemu temen baru, selain dia. dan dia gak pernah mempermasalahkan itu. gak pernah cemburu atau jaga jarak sama aku. tapi aku gak tau apakah hatinya gak baik-baik aja, yang jelas aku gak pernah liat dia marah atau iri sama aku.
sampai akhirnya ada 'temen baru' yang datang di antara kami. mendadak mendominasi persahabatan kami. mencumburuiku dengan siapapun yang gak ada dianya. aku yang terbiasa berteman sama siapa aja, berharap kelulusan kami segera tiba supaya kami gak lagi sama-sama.

di sekolah menengah pertama akhirnya aku mulai menemukan diriku. aku bisa memperluas pergaulanku walaupun prestasiku yang dulu menurun. di sinilah aku mulai menganggap semua orang adalah temanku. setiap pindah atau naik kelas, aku punya circle yang baru, geng yang baru, tentunya cerita yang baru. ini terjadi sampai di sekolah kejuruan sampai aku kuliah. mungkin bedanya di kejuruan dan universitas aku cuma punya 1 kelas yang sama bertahun-bertahun yang membuatku cuma punya 1 geng aja dengan orang-orang yang sama.
tapi waktu aku kuliah aku suka cari mata kuliah umum yang gak harus sama-sama dengan temen rombelku. aku gak ikut organisasi kampus tapi aku selalu suka cari temen baru di luar kampus, mungkin salah satunya di event kpop waktu itu.
di tempat kerja pun, aku berteman dan makan bersama temen-temen yang bukan setim sama aku demi mendapatkan vibes yang berbeda.


apakah aku tipikal yang suka gonta-ganti teman? anggap aja iya. tapi berpindah ataupun berganti, jarang atau hampir gak pernah aku mengakhiri sebuah hubungan pertemanan. aku masih berteman dengan temen TK ku. aku masih punya sahabat sejak SMP, dan di antara temen-temenku SMP masih ada beberapa yang tetap aku ajak interaksi di sosial media. begitu juga temen SMK, temen kuliah, temen kerja.

jadi ketika ada seseorang yang cemburu aku berteman dengan orang lain selain dia, lebih baik aku berhenti berteman dengannya. karena, kamu punya apa? bagiku yang harus wajib memiliki hampir semua frekuensi yang sama cuma pasanganku, yaitu yang sekarang menjadi suamiku.
gak semua temanku suka kpop atau kdrama. pun ada yang suka, genre nya yang mereka suka dan yang aku suka berbeda. ada yang suka boy grup atau girl grup yang sama, ada yang beda. ada yang sukanya drama romance happy ending, ada yang nonton karena cast nya good looking. ada yang suka thriller, sedangkan aku sukanya saeguk yang mana gak banyak orang suka.
aku butuh ngobrol dengan temen yang frekuensinya sama. contohnya perbedaan genre drama aja, kalo gak nyambung ya gak nyambung. belum tentu aku nonton yang dia tonton, orang lain belum tentu nonton yang aku tonton.

terlebih lagi sekarang aku udah berumahtangga. contoh aja soal kontrasepsi. gak semua temenku pake kontrasepsi yang sama. ketika aku butuh insight, aku ngobrol sesuai mereka pribadi. ketika aku ingin menyapih, gak mungkin aku ngobrol sama orang yang ngasih anaknya sufor (misalnya).
jadi ketika kamu gak pengen liat aku punya temen lain, kamu punya apaaaa? duit? gak akan cukup duit kamu buat temenan sama aku :D karena tolak ukurku bukan duit, sorry

"kamu gak pernah sih ditinggalin, gak diajak, blablalabla"
wah yo kerep
bahkan itu temen-temen deketku. mereka ber-berapa pergi sendiri tanpa ngajak aku dan bahkan gak basa-basi dulu. apakah aku sakit hati? aku introspeksi. ada hal-hal yang buat aku gak bisa dikompromi. misal aku lagi gak banyak waktu, uang jajan lagi terbatas, ijin pergi yang gak selalu bebas. aku mencoba memaklumi, karena itu yang bisa aku kendalikan, sedangkan pikiran dan perasaan orang lain gak bisa.

buat aku, people come and go. di suatu masa kita bisa dekat sekali dengan seseorang karena memang keadaannya. jika sebuah masa itu selesai, bukan tidak mungkin hubungan itu tetap terjaga tapi kembali lagi pada orang-orangnya apakah frekuensinya masih sama.
temen-temenku yang gak lanjut kuliah, atau kuliah dengan jurusan yang berbeda, kita gak bisa lagi membicarakan hal akademik yang jelas kami sudah beda frekuensi.
aku dan temen-temenku yang sudah menikah, tidak mungkin menceritakan pernikahan kami di depan temen-temen kami yang belum menikah.
bagiku, semua ada masanya.
bahkan mungkin orang mengingatku sebagai 'kenalan' semata, tapi jika kami pernah berinteraksi, mereka adalah temanku.
buat aku, teman gak harus jadi orang yang selalu mendukungku. aku terbiasa dengan hal itu. aku pdkt atau pacaran sama cowok mana, temenku bicara gak baik, pernah. aku punya style berpakaian yang buat aku nyaman tapi dikritik pedes temenku, pernah. aku orang yang kompetitif tapi temenku mencoba menciutkan semangatku, pernah, sering.
sudah hambar bagiku.
mau kamu iya atau gak dukung aku, aku tetep jalan maju.


di usia ini aku cuma pengen menjalani hubungan pertemanan yang tenang dan minim drama. sakit hati, kesalahpahaman, semua sangat mungkin terjadi.
belajar untuk gak diambil hati. belajar untuk gak dipikir pusing. belajar apapun masalahnya, selesaikan.
dan aku tetap seneng punya gerombolan pertemanan, berbagi energi positif dengan mereka.
"umur segini masih geng-gengan?"
kalo kamu emang gak pinter bersosialisasi dan gak mampu bergaul, gak usah maido hidup orang ya dek yaaaa :D :D :D

You Might Also Like

0 comments

Mengenai Saya

Foto saya
aku ingin menjadi aku yang biasanya, biasa-biasa saja

Instagram