hati wanita

Selasa, Desember 06, 2016

image by Google

agak melow gitu ya judulnya
tentang hati seorang wanita, bukan hatiku, ini hanya isi kepalaku
beberapa waktu lalu aku sempet nemenin temenku nyari kain yang akan dibikin baju kebaya untuk hari H pernikahannya. bukan temen dekat memang, tapi kami udah saling kenal dari jaman ospek. disitulah aku kepo tentang kisah cintanya, dan dia berkenan untuk cerita. aku gak sekedar terkejut, tapi gak percaya. dia dijodohkan oleh kedua orangtuanya. di jaman semua orang tau Lee Min Ho itu ganteng bangeeet, masih ada acara jodoh-jodoh-an? setelah dia cerita panjang lebar aku menyimpulkan dengan sederhana, "ya semua orang punya jalan hidupnya masing-masing". cuma satu yang gak aku tanyain ke dia, "apa kamu mencintainya? apa kamu akan mencintainya? bagaimana jika kamu tidak akan pernah bisa mencintainya?". gak lama setelah itu aku baca satu artikel, terus aku mulai mikir mungkin itu yang akan terjadi juga sama temenku. apa? seperti itulah. sempet bikin aku mikir mungkin aku juga harus mengikhlaskan hatiku seperti itu, sempet aku menyesali hilangnya perhatian seseorang yang mungkin bisa dibilang memenuhi kriteriaku.
dan barusan dapat curhatan tentang temenku yang memutuskan hubungan asmara yang baru saja dia jalani. ini sama-sama bikin aku melongo. aku mengenalnya sebagai wanita yang gak bisa tumbang hanya karena hujan angin, mungkin harus badai, atau tornado, atau apapun itu yang bisa meluluhlantakkan segalanya. yep, we both are k-drama lovers tapi dia yang paling parah! hahahaha. konyol menurutku. harus Kim Do Jin, pikirku. ketika aku kira dia bakalan menjalani hidup kayak temenku yang pertama, tapi sekali lagi setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing.
emang bener yang dibilang kalo hati wanita itu sedalam samudera, sulit ditebak, dan gak semudah itu ditaklukkan. belum tentu yang sendiri cukup lama atau bahkan belum pernah pacaran sama sekali itu tidak memiliki satu nama di dalam hatinya. belum tentu yang gonta-ganti pacar hatinya mudah berubah, barangkali dia justru belum pernah benar-benar menggunakan hatinya.
aku sendiri gak tau sejauh mana hati itu boleh digenggam erat. jadi, jodoh itu sejatinya apa? lalu apa itu cinta jika kita diminta realistis untuk mencintai seseorang? bukankah ketulusan itu tanpa syarat? berhenti mencintai ketika kamu berhenti memilikinya? selamanya mencintainya bahkan ketika tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilikinya?
rasa tidak pernah berkasta, berhentilah mendefinisikan apa itu cinta jika kamu tidak bisa menghargai dan mempelakukan dia dengan sebaik-baiknya.

You Might Also Like

0 comments

Mengenai Saya

Foto saya
aku ingin menjadi aku yang biasanya, biasa-biasa saja

Instagram