suatu malam aku mendapatinya tertidur lelap dengan dengkuran yg sangat keras. tak mampu ku bayangkan betapa keras pula ia bekerja selama seharian itu. bangun di pagi buta, kemudian harus ke terminal setiap pagi untuk naik bis bahkan sebelum matahari belum menampakkan sinarnya.
tidurnya begitu lelap hingga aku membayangkan apa yang mereka mimpikan dalam tidurnya. adakah mereka menyimpan resah yang tak sanggup dibagi denganku? aku tersenyum pahit ketika membayangkan tak ada satupun hal berarti yang aku lakukan untuk membanggakan mereka selama ini, walaupun mereka tetap akan selalu menganggapku sebagai harta yang paling berharga.
seketika kalimat-kalimat sayang meluap-luap di otakku ingin sekali ku katakan pada mereka yang mengorbankan apapun agar aku tidak hanya sekedar hidup. tiba-tiba ada danau kecil menggenangi bawah mataku, tatkala aku ingat bahwa aku sering berbuat salah, mengecewakan dan menggoreskan luka di hati mereka.
lebih dari sekedar kata-kata, tapi aku terlalu malu untuk menyatakan bahwa aku mencintai mereka lebih dari apapun. bahwa kini aku menyadari tidak ada satupun keluarga yang sempurna. kesempurnaan bukan dicari tetapi diciptakan. bendungan itu jebol dan pipiku basah, tak lagi dapat kukira betapa banyak terimakasih yang harus kuucap untuk mereka. tak akan pernah sanggup ku balas apapun yang telah mereka berikan bahkan jika nominal rupiah yang ku bayarkan melebihi dari yang aku terima seumur hidupku.
doa-doa merekalah yang menjelma menjadi keberuntungan dan keselamatanku, harap merekalah yang membuatku terus bertahan.
jadi bagaimana aku bisa menghianati kepercayaan mereka terhadapku? bagaimana mungkin aku sanggup..
aku harap Tuhan memberikan waktu untuk ku melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka bangga. semoga mereka selalu sehat, dan selalu dalam penjagaan-Nya. Amin.