image by Google |
Aku ingin bilang jika aku akan selalu menunggumu, sekalipun kesempatan itu tidak pernah ada. Musnah bersama udara. Karena aku tahu, aku tak pantas untuk menjadikannya nyata.
Aku akan menikmati gugur dedaunan teranggas dari rantingnya sembari menunduk dan menuding diri sendiri berkali-kali. Atas sebuah sebuah rasa yang lama bersemayam, tumbuh subur, namun melahirkan ranting-ranting tajam yang menusuk-nusuk perasaan.
Aku akan terus menunggu, tak peduli berulang kali aku harus memaki diri sendiri karena begitu lemah di hadapmu. Begitu buta di saat kau tak pernah memilihku. Yang kutahu, aku mencintaimu; diam-diam; dalam-dalam.
-Ariqy Raihan-